PENDAHULUAN
Kegiatan
Alam Terbuka (KAT) adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan di lokasi yang masih
alami baik berupa hutan, perbukitan, pantai dll. Kegiatan di alam terbuka saat
ini banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai salah satu alternatif wisata, kegiatan
pendidikan dan bahkan penelitian. Selain untuk tujuan-tujuan tersebut, kegiatan
ini juga bermanfaat untuk mengenal Kebesaran Illahi melalui keajaiban alam yang
merupakan ciptaan-Nya berupa berbagai keneragaman hayati yang sangat beraneka
ragam yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri.
Namun dalam pelaksanaanya, kegiatan ini ternyata memiliki resiko yang cukup tinggi. Karena tidak seperti kegiatan wisata lainnya yang didukung oleh fasilitas yang menunjang keselamatan pelaku atau pengunjung, Kegiatan Alam Terbuka justru sangat rentan terjadinya kecelakaan karena memang kegiatan ini dilaksanakan ditempat yang masih alami seperti kondisi perbukitan terjal, jurang, aliran sungai yang deras, dan kondisi alam lainnya yang berpotensi menimbulkan bahaya dan juga mempersulit upaya penyelamatan bagi korban atau penderita.
Meskipun
bukan suatu hal yang diharapkan, kecelakaan (accident) memerlukan
langkah antisipatif yang diantaranya dengan mengetahui atau mendiagnosa
penyakit maupun akibat kecelakaan, penanganan terhadap korban dan evakuasi
korban bila diperlukan. Hal ini memerlukan pengetahuan agar korban tidak
mengalami resiko cidera yang lebih besar.
II. DEFINISI
Pertolongan
Pertama (PP) adalah perawatan pertama yang diberikan kepada orang yang mendapat
kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba datang sebelum mendapatkan pertolongan
dari tenaga medis. Ini berarti:
- Pertolongan Pertama harus diberikan secara cepat walaupun perawatan selanjutnya tertunda.
- Pertolongan Pertama harus tepat sehingga akan meringankan sakit korban bukan menambah sakit korban.
III. DASAR-DASAR PERTOLONGAN PERTAMA
Pertolongan
Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban dengan
tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum si korban mendapatkan perawatan
dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah
tindakan pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita
sembuh dari penyakit yang dialami. Pertolongan Pertama biasanya diberikan oleh
orang-orang disekitar korban yang diantaranya akan menghubungi petugas
kesehatan terdekat. Pertolongan ini harus diberikan secara cepat dan tepat
sebab penanganan yang salah dapat berakibat buruk, cacat tubuh bahkan kematian.
Namun
sebelum kita memasuki pembahasan kearah penanggulangan atau pengobatan terhadap
luka, akan lebih baik kita berbicara dulu mengenai pencegahan terhadap suatu
kecelakaan (accident), terutama dalam kegiatan di alam bebas. Selain itu
harus kita garis bawahi bahwa situasi dalam berkegiatan sering memerlukan bukan
sekedar pengetahuan kita tentang pengobatan, namun lebih kepada pemahaman kita
akan prinsip-prinsip pertolongan terhadap korban. Sekedar contoh, beberapa
peralatan yang disebutkan dalam materi ini kemungkinan tidak selalu ada pada
setiap kegiatan, aka kita dituntut kreatif dan mampu menguasai setiap keadaan.
a. Prinsip Dasar
Adapun
prinsip-prinsip dasar dalam menangani suatu keadaan darurat tersebut
diantaranya:
- Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau kurang berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya.
- Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien. Hindarkan sikap sok pahlawan. Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik alat, manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota.
- Biasakan membuat cataan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda lakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dsb. Catatan ini berguna bila penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.
b.
Sistematika Pertolongan Pertama
Secara umum
urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah :
1. Jangan Panik
Berlakulah
cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-korban
yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan
diutamakan diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih
mungkin untuk ditolong.
2. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya.
Pentingnya menjauhkan dari sumber kecelakaannya adalah untuk
mencegah terjadinya kecelakan ulang yang akan memperberat kondisi korban.
Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan pertolongan dengan tenang
dan dapat lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada kondisi korban yang
ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa yaitu dapat
membahayakan atau memperparah kondisi korban.
3. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.
Bila pernafasan penderita berhenti
segera kerjakan pernafasan bantuan.
- Pendarahan.
Pendarahan
yang keluar pembuluh darah besar dapat membawa kematian dalam waktu 3-5 menit.
Dengan menggunakan saputangan atau kain yang bersih tekan tempat pendarahan
kuat-kuat kemudian ikatlah saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang,
atau apapun juga agar saputangan tersebut menekan luka-luka itu. Kalau lokasi
luka memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.
5. Perhatikan tanda-tanda shock.
Korban-korban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih
rendah dari letak anggota tubuh yang lain. Apabila korban muntah-muntah dalm
keadaan setengah sadar, baringankan telungkup dengan letak kepala lebih rendah
dari bagian tubuh yang lainnya. Cara ini juga dilakukan untuk korban-korban
yang dikhawatirkan akan tersedak muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya.
Apabila penderita mengalami cidera di dada dan penderita sesak nafas (tapi
masih sadar) letakkan dalam posisi setengah duduk.
6. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru.
Korban
tidak boleh dipindahakan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan
keparahan cidera yang dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak
memungkinkan bagi korban dibiarkan ditempat tersebut. Apabila korban hendak
diusung terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang
patah dibidai. Dalam mengusung korban usahakanlah supaya kepala korban tetap
terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat oleh
kotoran atau muntahan.
7. Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan.
Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban setelah
evakuasi korban ke sentral pengobatan, puskesmas atau rumah sakit. Perlu
diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan
mengurangi kecacatan, bukan terapi. Serahkan keputusan tindakan selanjutnya
kepada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.
IV. KASUS-KASUS
KECELAKAAN ATAU GANGGUAN DALAM KEGIATAN ALAM TERBUKA
Berikut adalah kasus-kasus kecelakaan atau gangguan yang
sering terjadi dalam kegiatan di alam terbuka berikut gejala dan penanganannya:
a. Pingsan (Syncope/collapse) yaitu hilangnya
kesadaran sementara karena otak kekurangan O2, lapar, terlalu banyak
mengeluarkan tenaga, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), hiploglikemia,
animea.
Gejala
- Perasaan limbung
- Pandangan berkunang-kunang
- Telinga berdenging
- Nafas tidak teratur
- Muka pucat
- Biji mata melebar
- Lemas
- Keringat dingin
- Menguap berlebihan
- Tak respon (beberapa menit)
- Denyut nadi lambat
Penanganan
- Baringkan korban dalam posisi terlentang
- Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
- Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat pernafasan
- Beri udara segar
- Periksa kemungkinan cedera lain
- Selimuti korban
- Korban diistirahatkan beberapa saat
- Bila tak segera sadar >> periksa nafas dan nadi >> posisi stabil >> Rujuk ke instansi kesehatan
b. Dehidrasi yaitu suatu keadaan dimana tubuh
mengalami kekurangan cairan. Hal ini terjadi apabila cairan yang dikeluarkan
tubuh melebihi cairan yang masuk. Keluarnya cairan ini biasanya disertai dengan
elektrolit (K, Na, Cl, Ca). Dehidrasi disebabkan karena kurang minum dan
disertai kehilangan cairan/banyak keringat karena udara terlalu panas atau
aktivitas yang terlalu berlebihan.
Gejala dan tanda dehidrasi
Dehidrasi ringan
- Defisit cairan 5% dari berat badan
- Penderita merasa haus
- Denyut nadi lebih dari 90x/menit
Dehidrasi sedang
- Defisit cairan antara 5-10% dari berat badan
- Nadi lebih dari 90x/menit
- Nadi lemah
- Sangat haus
Dehidrasi berat
- Defisit cairan lebih dari 10% dari berat badan
- Hipotensi
- Mata cekung
- Nadi sangat lemah, sampai tak terasa
- Kejang-kejang
Penanganan
- Mengganti cairan yang hilang dan mengatasi shock
- mengganti elektrolit yang lemah
- Mengenal dan mengatasi komplikasi yang ada
- Memberantas penyebabnya
- Rutinlah minum jangan tunggu haus
c. Asma yaitu penyempitan/gangguan saluran
pernafasan.
Gejala
- Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas
- Terdengar suara nafas tambahan
- Otot Bantu nafas terlihat menonjol (dileher)
- Irama nafas tidak teratur
- Terjadinya perubahan warna kulit (merah/pucat/kebiruan/sianosis)
- Kesadaran menurun (gelisah/meracau)
Penanganan
- Tenangkan korban
- Bawa ketempat yang luas dan sejuk
- Posisikan ½ duduk
- Atur nafas
- Beri oksigen (bantu) bila diperlukan
d. Pusing/Vertigo/Nyeri Kepala yaitu sakit kepala
yang disebabkan oleh kelelahan, kelaparan, gangguan kesehatan dll.
Gejala
- Kepala terasa nyeri/berdenyut
- Kehilangan keseimbangan tubuh
- Lemas
Penanganan
- Istirahatkan korban
- Beri minuman hangat
- beri obat bila perlu
- Tangani sesuai penyebab
e. Maag/Mual yaitu gangguan lambung/saluran
pencernaan.
Gejala
- Perut terasa nyeri/mual
- Berkeringat dingin
- Lemas
Penanganan
- Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun berbaring sesuai kondisi korban
- Beri minuman hangat (teh/kopi)
- Jangan beri makan terlalu cepat
f. Lemah jantung yaitu nyeri jantung yang disebabkan
oleh sirkulasi darah kejantung terganggu atau terdapat kerusakan pada jantung.
Gejala
- Nyeri di dada
- Penderita memegangi dada sebelah kiri bawah dan sedikit membungkuk
- Kadang sampai tidak merespon terhadap suara
- Denyut nadi tak teraba/lemah
- Gangguan nafas
- Mual, muntah, perasaan tidak enak di lambung
- Kepala terasa ringan
- Lemas
- Kulit berubah pucat/kebiruan
- Keringat berlebihan
Tidak semua nyeri pada dada adalah sakit jantung. Hal itu bisa terjadi karena gangguan pencernaan, stress,
tegang.
Penanganan
- Tenangkan korban
- Istirahatkan
- Posisi ½ duduk
- Buka jalan pernafasan dan atur nafas
- Longgarkan pakaian dan barang barang yang mengikat pada badan
- Jangan beri makan/minum terlebih dahulu
- Jangan biarkan korban sendirian (harus ada orang lain didekatnya)
f. Histeria yaitu sikap berlebih-lebihan yang
dibuat-buat (berteriak, berguling-guling) oleh korban; secara kejiwaan mencari
perhatian.
Gejala
- Seolah-olah hilang kesadaran
- Sikapnya berlebihan (meraung-raung, berguling-guling di tanah)
- Tidak dapat bergerak/berjalan tanpa sebab yang jelas
Penanganan
- Tenangkan korban
- Pisahkan dari keramaian
- Letakkan di tempat yang tenang
- Awasi
g. Mimisan yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang
hidung karena suhu ekstrim (terlalu panas/terlalu dingin)/kelelahan/benturan.
Gejala
- Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri
- Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat oleh darah
- Kadang disertai pusing
Penanganan
- Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman
- Tenangkan korban
- Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
- Diminta bernafas lewat mulut
- Bersihkan hidung luar dari darah
- Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama
h. Kram yaitu otot yang mengejang/kontraksi
berlebihan.
Gejala
- Nyeri pada otot
- Kadang disertai bengkak
Penanganan
- Istirahatkan
- Posisi nyaman
- Relaksasi
- Pijat berlawanan arah dengan kontraksi
i. Memar yaitu pendarahan yang terdi di lapisan bawah
kulit akibat dari benturan keras.
Gejala
- Warna kebiruan/merah pada kulit
- Nyeri jika di tekan
- Kadang disertai bengkak
Penanganan
- Kompres dingin
- Balut tekan
- Tinggikan bagian luka
J. Keseleo yaitu pergeseran yang terjadi pada
persendian biasanya disertai kram.
Gejala
- Bengkak
- Nyeri bila tekan
- Kebiruan/merah pada derah luka
- Sendi terkunci
- Ada perubahan bentuk pada sendi
Penanganan
- Korban diposisikan nyaman
- Kompres es/dingin
- Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan
- Tinggikan bagian tubuh yang luka
k. Luka yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas
jaringan secara tiba-tiba karena kekerasan/injury.
Gejala
- Terbukanya kulit
- Pendarahan
- Rasa nyeri
Penanganan
- Bersihkan luka dengan antiseptic (alcohol/boorwater)
- Tutup luka dengan kasa steril/plester
- Balut tekan (jika pendarahannya besar)
- Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menangani luka:
- Ketika memeriksa luka: adakah benda asing, bila ada:
- Keluarkan tanpa menyinggung luka
- Kasa/balut steril (jangan dengan kapas atau kain berbulu)
- Evakuasi korban ke pusat kesehatan
- Bekuan darah: bila sudah ada bekuan darah pada suatu luka ini berarti luka mulai menutup. Bekuan tidak boleh dibuang, jika luka akan berdarah lagi.
l. Pendarahan yaitu keluarnya darah dari saluran
darah kapan saja, dimana saja, dan waktu apa saja. Penghentian darah dengan
cara
- Tenaga/mekanik, misal menekan, mengikat, menjahit dll
- Fisika:
- Bila dikompres dingin akan mengecil dan mengurangi pendarahan
- Bila dengan panas akan terjadinya penjedalan dan mengurangi
- Kimia: Obat-obatan
- Biokimia: vitamin K
- Elektrik: diahermik
m. Patah Tulang/fraktur yaitu rusaknya jaringan
tulang, secara keseluruhan maupun sebagian
Gejala
- Perubahan bentuk
- Nyeri bila ditekan dan kaku
- Bengkak
- Terdengar/terasa (korban) derikan tulang yang retak/patah
- Ada memar (jika tertutup)
- Terjadi pendarahan (jika terbuka)
Jenisnya
- Terbuka (terlihat jaringan luka)
- Tertutup
Penanganan
- Tenangkan korban jika sadar
Untuk
patah tulang tertutup
- Periksa Gerakan (apakah bagian tubuh yang luka bias digerakan/diangkat)
Sensasi (respon nyeri)
Sirkulasi (peredaran darah)
- Ukur bidai disisi yang sehat
- Pasang kain pengikat bidai melalui sela-sela tubuh bawah
- Pasang bantalan didaerah patah tulang
- Pasang bidai meliputi 2 sendi disamping luka
- Ikat bidai
- Periksa GSS
Untuk patah tulang terbuka
1.Buat pembalut cincin untuk
menstabilkan posisi tulang yang mencuat
2.Tutup tulang dengan kasa steril,
plastik, pembalut cincin
3.Ikat dengan ikatan V
4.Untuk selanjutnya ditangani
seperti pada patah tulang tertutup
Tujuan
Pembidaian
- Mencegah pergeseran tulang yang patah
- memberikan istirahat pada anggota badan yang patah
- mengurangi rasa sakit
- Mempercepat penyembuhan
n. Luka Bakar yaitu luka yangterjadi akibat sentuhan
tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api, air panas, listrik, atau
zat-zat yang bersifat membakar)
Penanganan
- Matikan api dengan memutuskan suplai oksigen
- Perhatikan keadaan umum penderita
- Pendinginan
- Membuka pakaian penderita/korban
- Merendam dalam air atau air mengalir selama 20 atau 30 menit. Untuk daerah wajah, cukup dikompres air
- Mencegah infeksi
- Luka ditutup dengan perban atau kain bersih kering yang tak dapat melekat pada luka
- Penderita dikerudungi kain putih
- Luka jangan diberi zat yang tak larut dalam air seperti mentega, kecap dll
- Pemberian sedative/morfin 10 mg im diberikan dalam 24 jam sampai 48 jam pertama
- Bila luka bakar luas penderita diKuasakan
- Transportasi kefasilitasan yang lebih lengkap sebaiknya dilakukan dalam satu jam bila tidak memungkinkan masih bisa dilakukan dalam 24-48 jam pertama dengan pengawasan ketat selama perjalanan.
- Khusus untuk luka bakar daerah wajah, posisi kepala harus lebih tinggi dari tubuh.
o. Hipotermia yaitu suhu tubuh menurun karena
lingkungan yang dingin
Gejala
- Menggigil/gemetar
- Perasaan melayang
- Nafas cepat, nadi lambat
- Pandangan terganggu
- Reaksi manik mata terhadap rangsangan cahaya lambat
Penanganan
- Bawa korban ketempat hangat
- Jaga jalan nafas tetap lancar
- Beri minuman hangat dan selimut
- Jaga agar tetap sadar
- Setelah keluar dari ruangan, diminta banyak bergerak (jika masih kedinginan)
p. Keracunan
makanan atau minuman
Gejala
- Mual, muntah
- Keringat dingin
- Wajah pucat/kebiruan
Penanganan
- Bawa ke tempat teduh dan segar
- Korban diminta muntah
- Diberi norit
- Istirahatkan
- Jangan diberi air minum sampai kondisinya lebih baik
q. Gigitan binatang gigitan binatang dan sengatan,
biasanya merupakan alat dari binatang tersebut untuk mempertahankan diri dari
lingkungan atau sesuatu yang mengancam keselamatan jiwanya. Gigitan binatang
terbagi menjadi dua jenis; yang berbisa (beracun) dan yang tidak memiliki bisa.
Pada umumnya resiko infeksi pada gigitan binatang lebih besar daripada luka
biasa.
Pertolongan Pertamanya adalah:
- Cucilah bagian yang tergigit dengan air hangat dengan sedikit antiseptik
- Bila pendarahan, segera dirawat dan kemudian dibalut
Ada beberapa
jenis binatang yang sering menimbulkan ganguan saat melakukan kegiatan di alam
terbuka, diantaranya:
1. Gigitan Ular
Tidak semua ular berbisa, akan tetapi hidup penderita/korban
tergantung pada ketepatan diagnosa, maka pad keadaan yang meragukan ambillah
sikap menganggap ular tersebut berbisa. Sifat bisa/racun ular terbagi menjadi
3, yaitu:
- Hematotoksin (keracunan dalam)
- Neurotoksin (bisa/racun menyerang sistem saraf)
- Histaminik (bisa menyebabkan alergi pada korban)
Nyeri yang sangat dan pembengkakan dapat timbul pada
gigitan, penderita dapat pingsan, sukar bernafas dan mungkin disertai muntah.
Sikap penolong yaitu menenangkan penderita adalah sangat penting karena
rata-rata penderita biasanya takut mati.
Penanganan untuk Pertolongan Pertama:
- Telentangkan atau baringkan penderita dengan bagian yang tergigit lebih rendah dari jantung.
- Tenangkan penderita, agar penjalaran bisa ular tidak semakin cepat
- Cegah penyebaran bias penderita dari daerah gigitan
- Torniquet di bagian proximal daerah gigitan pembengkakan untuk membendung sebagian aliran limfa dan vena, tetapi tidak menghalangi aliran arteri. Torniquet / toniket dikendorkan setiap 15 menit selama + 30 detik
- Letakkan daerah gigitan dari tubuh
- Berikan kompres es
- Usahakan penderita setenang mungkin bila perlu diberikan petidine 50 mg/im untuk menghilangkan rasa nyeri
- Perawatan luka
- Hindari kontak luka dengan larutan asam Kmn 04, yodium atau benda panas
- Zat anestetik disuntikkan sekitar luka jangan kedalam lukanya, bila perlu pengeluaran ini dibantu dengan pengisapan melalui breastpump sprit atau dengan isapan mulut sebab bisa ular tidak berbahaya bila ditelan (selama tidak ada luka di mulut).
- Bila memungkinkan, berikan suntikan anti bisa (antifenin)
- Perbaikan sirkulasi darah
- Kopi pahit pekat
- Kafein nabenzoat 0,5 gr im/iv
- Bila perlu diberikan pula vasakonstriktor
- Obat-obatan lain
- Ats
- Toksoid tetanus 1 ml
- Antibiotic misalnya: PS 4:1
2. Gigitan Lipan
Ciri-ciri
- Ada sepasang luka bekas gigitan
- Sekitar luka bengkak, rasa terbakar, pegal dan sakit biasanya hilang dengan sendirinya setelah 4-5 jam
Penanganan
- Kompres dengan yang dingin dan cuci dengan obat antiseptik
- Beri obat pelawan rasa sakit, bila gelisah bawa ke paramedik
3. Gigitan
Lintah dan Pacet
Ciri-ciri
- Pembengkakan, gatal dan kemerah-merahan (lintah)
Penanganan
- Lepaskan lintah/pacet dengan bantuan air tembakau/air garam
- Bila ada tanda-tanda reaksi kepekaan, gosok dengan obat atau salep anti gatal
4. Sengatan
Lebah/Tawon dan Hewan Penyengat lainnya
Biasanya
sengatan ini kurang berbahaya walaupun bengkak, memerah, dan gatal. Namun
beberapa sengatan pada waktu yang sama dapat memasukkan racun dalam tubuh
korban yang sangat menyakiti.
Perhatian:
- Dalam hal sengatan lebah, pertama cabutlah sengat-sengat itu tapi jangan menggunakan kuku atau pinset, Anda justru akan lebih banyak memasukkan racun kedalam tubuh. Cobalah mengorek sengat itu dengan mata pisau bersih atau dengan mendorongnya ke arah samping
- Balutlah bagian yang tersengat dan basahi dengan larutan garam inggris.
V. EVAKUASI KORBAN
Adalah
salah satu tahapan dalam Pertolongan Pertama yaitu untuk memindahkan korban ke
lingkungan yng aman dan nyaman untuk mendapatkan pertolongan medis lebih
lanjut.
Prinsip Evakuasi
- Dilakukan jika mutlak perlu
- Menggunakan teknik yang baik dan benar
- Penolong harus memiliki kondisi fisik yang prima dan terlatih serta memiliki semangat untuk menyelamatkan korban dari bahaya yang lebih besar atau bahkan kematian
Alat Pengangutan
Dalam melaksanakan proses evakusi
korban ada beberapa cara atau alat bantu, namun hal tersebut sangat tergantung
pada kondisi yang dihadapi (medan, kondisi korban ketersediaan alat). Ada dua
macam alat pengangkutan, yaitu:
1. Manusia
Manusia sebagai pengangkutnya langsung. Peranan dan jumlah
pengangkut mempengaruhi cara angkut yang dilaksanakan.
Bila satu orang
maka penderita dapat:
- Dipondong : untuk korban ringan dan anak-anak
- Digendong : untuk korban sadar dan tidak terlalu berat serta tidak patah tulang
- Dipapah : untuk korban tanpa luka di bahu atas
- Dipanggul/digendong
- Merayap posisi miring
Bila dua orang
maka penderita dapat:
Maka
pengangkutnya tergantung cidera penderita tersebut dan diterapkan bila korban
tak perlu diangkut berbaring dan tidak boleh untuk mengangkut korban patah
tulang leher atau tulang punggung.
- Dipondong : tangan lepas dan tangan berpegangan
- Model membawa balok
- Model membawa kereta
2. Alat bantu
- Tandu permanen
- Tandu darurat
- Kain keras/ponco/jaket lengan panjang
- Tali/webbing
Persiapan
Yang perlu diperhatikan:
1. Kondisi korban memungkinkan untuk dipindah atau
tidak berdasarkan penilaian kondisi dari: keadaan respirasi, pendarahan, luka,
patah tulang dan gangguan persendian
2. Menyiapkan personil untuk pengawasan pasien selama proses evakuasi
3. Menentukan lintasan evakusi serta
tahu arah dan tempat akhir korban diangkut
4. Memilih alat
5. Selama pengangkutan jangan ada bagian tuhuh yang berjuntai atau badan
penderita yang tidak daolam posisi benar
VI. FARMAKOLOGI
Farmakologi adalah pengetahuan mengenai obat-obatan. Yang
dibahas disini hanya sekedar obat-obatan standar yang sering dibutuhkan dalam
Kegiatan Alam Terbuka.
NO
|
Nama
Obat
|
Kegunaan
|
1
|
CTM
|
Alergi, obat tidur
|
2
|
Betadine
|
Antiseptik
|
3
|
Povidone Iodine
|
Antiseptik
|
4
|
Neo Napacyne
|
Asma, sesak nafas
|
5
|
Asma soho
|
Asma,sesak nafas
|
6
|
Konidin
|
Batuk
|
7
|
Oralit
|
Dehidrasi
|
8
|
Entrostop
|
Diare
|
9
|
Demacolin
|
Flu, batuk
|
10
|
Norit
|
Keracunan
|
11
|
Antasida doen
|
Maag
|
12
|
Gestamag
|
Maag
|
13
|
Kina
|
Malaria
|
14
|
Oxycan
|
Memberi tambahan oksigen murni
|
15
|
Damaben
|
Mual
|
16
|
Feminax
|
Nyeri haid
|
17
|
Spasmal
|
Nyeri haid
|
18
|
Counterpain
|
Pegal linu
|
19
|
Alkohol 70%
|
Pembersih luka/antiseptic
|
20
|
Rivanol
|
Pembersih luka/antiseptic
|
21
|
Chloroetil (obat semprot luar)
|
Pengurang rasa sakit
|
22
|
Pendix
|
Pengurang rasa sakit
|
23
|
Antalgin
|
Pengurang rasa sakit, pusing
|
24
|
Paracetamol
|
Penurun panas
|
25
|
Papaverin
|
Sakit perut
|
26
|
Vitamin C
|
Sariawan
|
27
|
Dexametason
|
Sesak nafas
|
Sumber : Materi Latihan PP Ospek. KSR PMI Unit UNSOED Purwokerto.2006
VII. PENUTUP
Pertolongan
Pertama adalah sebagai suatu tindakan antisipatif dalam keadaan darurat namun
memiliki dampak yang sangat besar bagi penderita atau korban. Kesalahan
diagnosa dan penanganan dapat mendatangkan bahaya yang lebih besar, cacat
bahkan kematian. Satu hal yang perlu diingat adalah Pertolongan Pertama
merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban dengan tujuan mencegah
keadaan bertambah buruk sebelum si korban mendapatkan perawatan dari tenaga
medis resmi. Jadi tindakan Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan
pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuh
dari penyakit yang dialami. Serahkan penanganan selanjutnya (bila diperlukan)
pada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.
0 komentar:
Posting Komentar